Negeri Ads

Rabu, 12 Agustus 2009

Stres itu Fitrah, Mengapa Takut..?


Manusia memiliki kesadaran tentang hubungan dengan Tuhan Yang Maada. Hubungan manusia dengan Tuhannya tidak seperti hubungan antara dua makhluk yang sama dan setara sifatnya, sebagaimana hubungan antara sesama manusia, melainkan hubungan antara yang minor dengan yang mayor, keaiban dengan kebenaran yang dalam bahasa sufi, yang relatif dengan yang Absolut.
Karena potensi ini pula manusialah yang dipilih oleh Tuhan sebagai wakil-Nya di dunia ini. Maka, manusia memiliki peran ganda. Pertama, di hadapan Tuhan dia adalah hamba. Kedua, di hadapan dunia dia adalah wakil Tuhan. Inilah peran manusia yang diharapkan dapat dilakukannya dengan baik.
Salah satu ciri khusus yang ada pada diri manusia adalah kecemasan. Sebagaimana dinyatakan oleh seorang filusuf Jerman, Kierkegaard, bahwa kecemasan bukan sekedar gejala psikiatri, melainkan sesuatu yang fundamental yang tidak dapat dilenyapkan :
......."jika Anda mengetahui manusia dengan baik maka tidak ada manusia yang tidak memiliki kegelisahan, suatu perpecahan, suatu disharmoni, suatu kecemasan, suatu kecemasan terhadap sesuatu yang tidak diketahui sebabnya".

Al Qur'an secara tegas juga memberi tahu manusia, bahwa dirinya akan diuji oleh Allah untuk mengetahui mana hamba yang beriman dan mana hamba yang tidak beriman. Sebagaimana firman Allah :
" Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira bagi mereka yang sabar (QS Al Baqarah (2):155)".

Jadi, secara eksplisit Al Quran menegaskan, bahwa stres adalah fitrah atau bawaan manusia sejak lahir. Stres menurut Islam adalah bagian dari hidup itu sendiri dan bahkan merupakan ciri eksistensial manusia. Lalu, mengapa takut stres. Bukankah strer itu melekat pada eksistensi manusia. (dikutip dari Metode Supernol Menaklukkan Stres). Stres itu indah, dan bisa dinikmati. Lebih lengkap ikuti posting-posting di http://www.bengkelstres.blogspot.com/. Kami tunggu posting Anda.

1 komentar: