Negeri Ads

Minggu, 30 Agustus 2009

Takdir Itu Lebih Indah Dibanding Semua Keinginan



Pernahkah Anda gagal? Jika pernah karena apa? Dalam hal apa? Konon kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, jadi kalau Anda memang pernah mengalami nggak usahbersedih.. la tahzan. Tapi, mungkin pengalaman seorang sahibku ini patut direnungkan. Gimana ceritanya?

Satu ketika dia gagal dalam segala hal. Tiga keputusan besar yang diambilnya - ketiga-tiganya - menjadikan fatal dalam hidupnya. Pertama, ia mengabil keputusan pensiun dini dari perusahaan tempat ia kerja. Semula, dengan pesangon yang didapat bermimpi jadi pengusaha. Sementara, memang lumayang usahanya di bidang agribisnis lancar-lancar saja. Tetapi dua tahun kemudian colaps.

Kedua, saat ia dipercaya menjadi tim sukses salah seorang karibnya yang mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Dia rancang seluruh konsep pemenangan dan sosialiasi. Di tengah gelombang perjalanan politik kawan saya tadi "berpaling' pada pilihan idelalisme dia. Dia menjagokan tokoh muda yang - walaupun seideologi dengan calon yang semula didukungnya - tapi berseberang jalan. Singkat cerita, kawan tadi menjadi diisolasi oleh sahabatnya yang ditadirkan menjadi kepala daerah.

Ketiga, saat pileg 2009. sahabat saya ini mencelegkan diri untuk DPR RI. Segala daya, dana, dan upaya dikerahkan. Ia sangat optimistis bakal terpilih. Sayang, cosmologi dan masyarakat tak memberikan ruang untuk terpilih. Ia memang bisa menghibur diri dengan motto: alhamdulillah saya diselamatkan oleh Allah dengan ditakdirkan tidaka jadi anggota DPR RI. Namun secara ekomonomis, hancur berantakan. Sumber penghasilan nol, tabungan ludes, utang menumpuk. Dan tentu saja para piutang terus menerus mengejar-ngejar. Stres.. nggak?

Dan yang lebih fatal lagi, satu persatu kawan-kawan dekatnya meninggalkan. Karibnya yang semula sudah berkomitmen sehidup semati, baik dalam susah atau senang, berhasil atau gagal, justru yang lari duluan. Sanak keluarganya mlengos , bahkan isterinya pun, juga anak-anaknya menggugat habis-habisan.

Sendiri.. sendiri.. sendiri.. sunyi.. sepi.. tinggallah merenungi nasib diri.. tak pasti.. tak seorang pu perduli.. Nah.. saat itulah skenario Ilahi menjadi penting.. maka tak perlu bersedih, yakinlah skenario Ilahi pasti akan terjadi. Dan takdir itu.. jauh lebih indah daripadi semua rencana..Bersujudlah, dalam sungkurmu mohonlah sambil istighfar.. insyaallah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar